Sumbing Cerah (Selamat Tahun Baru 2019!)


Selamat pagi – siang – sore dan malam!
Selamat tahun baru semua, sudah lama ya kita tidak bertegur sapa Acieee..
Sebenarnya sedikit terlambat sih ucapan selamat tahun baru nya, secara sekarang udah 7 Januari 2019, tapi nggakpapa ya.
Setelah sekian lama aku bertapa di Goa Pindul akhirnya tahun 2019 ini aku memutuskan untuk kembali lagi menyapa tampilan cerah akun blogku yang jika bisa bicara mungkin dia akan mengatakan kalau sebenarnya sudah cukup lama memendam rindu hem apasih ini. (Sini kita tos dulu hahahahaha) dan untuk itu aku akan memulai tahun ini – memulai  tulisan pertamaku ini – memulai kembali merawat anakku ini dengan sebuah tulisan tentang Nikmatnya sebuah pendakian!



Itu aku real belum siap, bukan sok candid ya gaes



Gunung Sumbing, 3371 Mdpl! Berada diperbatasan antara Magelang dan Temanggung yang merupakan Gunung tertinggi ketiga di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet dan yaaa Sumbing benar-benar menghipnotisku!
Sebenarnya aku pernah mendaki Gunung Andong yang berada di kabupaten Magelang, tapi karena sesuatu hal, untuk waktu yang cukup lama +- 2 tahun aku benar-benar vakum untuk menikmati pagi dari ketinggian. Entah kenapa, rasanya memang belum siap. Tapi kemarin di penghujung tahun aku percaya pada godaan super seorang teman baik yang bernama Ida Mandalawangi (bukan nama sebenarnya haha).
            Singkat cerita, Ida yang sering kupanggil Dugong adalah seorang teman yang ku kenal baik sejak kami sama-sama resmi menjadi mahasiswa. Perjalanan pertama dengan dia adalah saat mengunjungi ArtJog pada tahun 2015, pernah suatu ketika aku bertanya padanya.
“Ndut, kok kayaknya aku pernah ketemu kamu ya”
“Iya Aul, aku juga tauk. Tapi dimana ya?”
Tanpa sengaja aku ingat sebuah moment ketika aku bersama seorang teman menonton Sheila On 7 di GOR milik salah satu kampus ternama di Jogja.
“ Kamu pernah nggak nonton Sheila On 7?”
Lalu aku menyebutkan sebuah tanggal dan posisi menonton saat itu, Ida pun mengiyakan. Dia seperti menemukan ingatan yang juga saat itu aku temukan.
Ya, kurang lebih seperti itu. Aku selalu percaya, pertemuanku dengan dia adalah salah satu rencana indah Tuhan. Mengenal dia itu pengalaman menyenangkan! (Nggak muat deh nih helm dia hahaha)


                                                  Kalau ini foto bareng Dugong

Ini salah satu koleksi fotoku dengan dia, ada banyak foto dia di handphone aku. Sampai kadang aku sendiri yang heran, ini sebenarnya handphone siapa gitu ya (sambil salto). Tapi tidak dipungkiri, dia memiliki peran besar pada keberhasilan pendakianku kali ini. Melewati 1000 lebih anak tangga dari pos 1 sampai pos 2, menguatkan langkah untuk tidak kepleset tapi akhirnya tetap saja, bukan mendaki jika tidak pernah merasakan kepleset saat menuruni track yang licin (ini sih aku aja yang dasarnya lemah diturunan) hahaha

                               Ini foto candid waktu di awal pendakian

Ohiya, hampir aja lupa. Pendakian kali ini aku bersama ke-8 manusia yang ternyata doyan banget sama telo goreng iya Telo = Singkong. Hahaha, waktu aku nulis ini sebenernya aku lagi kangen sama suasana waktu di pos 2. Kita semua berhenti cuma buat makan singkong goring yang dibawa Mas Pram dari basecamp. Konon katanya telo goreng itu dibeli bersama dengan sayur-mayur untuk bekal besok pagi.
Oke, aku kenalin ya siapa aja sosok dibalik perjalanan panjangku menemui Sumbing..
1.      Dugong = Ida Mandalawangi
Teman segala rasa yang sampai saat ini menjadi salah satu alasanku untuk selalu bangkit dan bangkit lagi!
2.      Ikeu = Mikeu Aprianti
Temen sejurusan, sama-sama berjuang di konsentrasi jurusan Public Relations. Temen baik yang kadang galak hahaha. Asli Pelabuhan Ratu, cewek yang hobby nya mendaki gunung tapi gak pernah item! Sebel gak tuh hahaha
3.      Mangsur S = Mansur
Mangsur adalah spesies langka yang berasal dari jurusan Tafsir Hadits di Universitas yang sama denganku, ida dan Mikeu.
Sepanjang perjalanan dia yang paling sering bikin perutku sakit karena ketawa liat dia nanyi dangdut. Duh sur sur
4.      Mas Roma Kelapa  = Mas Roma
Dia adalah partner in crime nya Mangsur, gimana gak so sweet. Mereka berdua makan salak aja suap-suapan coba. Dah sana jadian aja #Eh hahaha
5.      Fajar Fisika = Fajar
Hahaha Fajar ini adalah teman satu pondok Mas Roma Kelapa dan Mangsur S, mereka bertiga ini sebenarnya 3 serangkai. Hanya saja Fajar mengambil jurusan yang berbeda. (Eh soktau banget sih aku) haha tapi bener, diantara mereka bertiga cuma Fajar yang ambil jurusan Fisika! Fisika loh gaes? F I S I K A, mantul gak tuh..
6.      Mas Pram = Coach Pram
Nah coach Pram ini yang konon katanya merupakan fans berat Mikeu hahaha, btw dia adalah sosok penting di pendakian ini. Bigthanks ya coach sudah sabar bersama kami para perempuan tangguh (Loh) hahaha!
7.      Mas Ikhsan = Bapak Ikhsan
Kalau pak Ikhsan ini, tokoh penting nya Dugong. Ya karena mas Ikhsan yang rela bawain tas Dugong dari pos 1 sampai pos 3! Kebayang kan? Bawa 2 tas selama pendakian, tapi waktu itu kondisi Dugong emang kurang enak, jadi buat mas Ikhsan terimakasih banyak ya! Dan alasan kenapa dia aku panggil bapak, ini adalah sebuah rahasia anatara aku, dia dan seorang Ibu pembawa kayu bakar di Pos 2. Wahaha
8.      Mba Fitri = Mbak Fitri Luv
Terakhir adalah Mba Fitri, dia yang selama di basecamp selalu rela nganterin aku dan nunggu aku waktu di kamar mandi. Tanpa diminta, waktu aku selesai dari kamar mandi dan buka pintu ternyata Mba Fitri masih ada diluar cuma buat nunggu aku! Pelukable gak sih? Alhamdulillah Allah bener-bener ngasih aku orang-orang baik sepanjang perjalanan ini. 


Teruntuk 2019:
Semoga segala sesuatu nya semakin lebih baik,
Semoga aku semakin mudah belajar dan mengambil pelajaran dari setiap perjalanan,
Semoga orang-orang baik yang sampai detik ini ada untukku selalu diberikan yang terbaik pula hasil dari segala usaha nya..
Semoga setiap pihak yang memberiku makna yang baik, selalu dilancarkan proses sukses nya.. dan semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi :)


Jogja sedang hujan,
Tapi baik-baik saja,
Salam Neptunus ya..




 



Komentar